Kamis, 27 Maret 2014

Pemakaian Metode Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Ilmiah

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan suatu kebenaran dengan cara tertenetu dan sesuai dengan aturan yang ada sehingga dapat diterima. Dan pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu akan suatu hal yang ada. Dan cara pembuktiannya  dengan menggunakan metode penelitian.

Dalam pelaksanaan suatu metode penelitian dibutuhkan cara atau pelaksanaan kegiatan yang tepat sesuai aturan yang ada. Dan yang paling penting harus paham betul mengenai metode penelitian yang baik dan benar. Bukan hanya sekedar melaksanakan kegiatan dalam pengujian kebenaran akan tetapi tidak paham mengenai penelitian itu sendiri.
Oleh sebab itu dalam makalah ini banyak membahas mengenai  metode penelitian yang benar yang bertujuan agar setiap orang yang melakukan penelitian harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat diterima oleh  semua kalangan.

A.     Pengertian

Metode penelitian terdiri dari dua kata yaitu “ metode” dan “penelitian”. berikut ini penjelasan arti kata tersebut.
1.     Metode
Kata metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang artinya  cara  atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian metode,  antara lain :

-          Sulistyo, Basuki (2010 : 92)
Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapi tujuan akhir.
-          Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007 : 1)
Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.
-          Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
-          Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak – masak dan dilakukan dengan mengikutilangkah – langkah tertentu guna mencapai tujuan  yang hendak dicapai.
-          Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja ( sistematis ) untuk memahami suatu subyek atau objek penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahanya.
2.     Penelitian
Penelitian atau juga bisa disebut research yang berasal dari kata re dan to search adalah mencari kembali karena sebelumnya sudah ada ( meneliti kembali atau menyimpulkan kembali) yang sebelumnya ada prosenya yang tujuan untuk mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan tertentu.

Pendapat beberapa ahli mengenai arti kata penelitian :
-          Suharsimi Arikunto (2010 : 1)
Penelitian adalah suatu kegiatan monopoli para ahli.
-          Sulistyo dan Basuki ( 2010 : 20 )
Penelitian adalah penyidikan khusus berencana, dan berstruktur terhadap pengetahuan.
-          Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmad ( 2007 : 1 )
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
-          Dr. Saifuddin Azwar, MA ( 2009 : 1 )
Peneliian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.
-          Prof. Dr Nana Syaodih Sukmadinata ( 2010 : 5 )
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumlan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
3.     Metode penelitian

Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian metode ilmiah diantaranya :
-          Nasir ( 1988 : 51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atasmasalah yang diajukan.
-          Sugiyono ( 2004 : 1 )
Metodepenelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
-          Winarno  (1994)
Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau cara dalam mendapatkan suatu tujuan atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang lebih mengarah pada cara ilmiah.

B.     Hakikat Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip – prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori – teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian – penelitian terdahulu, dan tujuanya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah dan mengikuti cara – cara ilmiah yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan dan lebih menggunakan penalaran atau aplikasi berfikir deduktif dan induktif. Cara ilmiah sendiri menurut Sulistyo Basuki (2010) meliputi :
-       Bebas dari sentimen pribadi, obyektif
-       Terbuka, dapat diulang oleh ilmuan lain dengan metode yang sama
-       Rasa ingin tahu
-       Menghargai karya orang lain
-       Mempertahankan kebenaran
-       Kritis
-       Menjangkau ke masa depan

Selain itu penelitian ilmiah dikatakan ilmiah jika dalam kegiataanya didasarkan pada karateristik keilmuan yaitu :
-          Rasional :
Penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penlaran manusia.
-          Empiris :
Menggunakan cara- cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera manusia.
-          Sistematis :
Menggunakan proses dengan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
Ciri penelitian ilmiah menurut Sulistyo Basuki adalah :
-          Penelitian ilmiah berdasarkan keyakinan bahwa setiap fenomena yang kasat mata dapat dijelaskan secara ilmiah.
Maksudnya bahwaalam semesta merupakan kosmos yang teratur, di dalamnya selalu ada sebab akibat. Jika manusia primitif menjelaskan sesuatu yang mereka lihat atau dengar selalu dikaitkan dengan campur tangan dewa atau kekuatan lain, sedangkan manusia modern menekankan pada sebab- sebab ilmiah. Walaupun masih banyak hal yang belum dijelaskan secar ilmiah, manusia berhasil menerapkan asumsi metode ilmiah
-          Penelitian ilmiah menolak kebenaran berdasarkan kewibawaan, mengantinya dengan pendapat bahwa sesuatu itu sahih bilamana ada bukti yang mendukungnya. Penelitian tidak mengandalkan pendapat orang tua kecuali bila telah dibuktikan dengan fakta.
Tujuan penelitian ilmiah dapat dibedakan menjadi dua tujuan antara lain :
1.     Tujuan penelitian ilmiah secara umum
- Untuk memperoleh informasi
Penelitian ilmiah biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru dilihat dari aspek sipeneliti. Yaitu fakta baru diungkap dan disusun secar sisteatis.
- Untuk mengembangkan dan menjelaskan
Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelasakn melalui teori yang didukung fakta – fakta penunjang.
- Untuk menerangkan, memprediksi dan mengontrol suatu perubahan
Dengan meneliti akan dapat menerangkan keterkaiatan variabel yang ada.
2.     Tujuan penelitian ilmiah secara khusus
- Mendeskripsikan fenomena
Mempeorleh pengetahuan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena.
- Menjelaskan hubungan
Berusaha untuk menjelaskan hubungan antara fenomena terutama hubungan sebab akibat
- Meramalkan fenomena yang akan terjadi
Penjelasan hubungan sebab akibat sangat bergunamembuat generalisasi yang berlaku dan bisa juga menguji kebenaran.
Fungsi penelitian ilmiah
- Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik berupa temuan baru, pengembangan ilmu atau teori yang ada maupun koreksi terhadap ilmu atau teori yang telah usang.
- Sebagai cara untuk pengembangan teknologi
- Sebagai penyumbang informasi bagi pengambilan kebijakan dan perencaanaan program pembangunan
- Sebagai alat pemecahan masalah praktis di lapangan
- Menemukan sesuatu yang baru
- Walaupun banyak cara untuk menemukan informasi atau karya baru dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui sesuatu kegiatan penelitian adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuan
- Menemukan permasalahan penelitian.
- Untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan diperlukan kejelian dan penggunaan kriteria yang baik dari para peneliti.

C.      Peran Metode Ilmiah Dalam Pengembangan Ilmu

Suatu ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang dengan sendirinya akan tetapi dapat berkembang jika adanya suatu metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan, mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan jalan menemukan fakta-fakta secara ilmiah tanpa adanya rekayasa di dalamnya dan memberikan penafsirannya yang benar, serta dengan adanya metode ilmiah yang dilakukan bertujuan untuk memperbarui ilmu pengetahuan yang sudah ada. Metode ilmiah sendiri dalam memperoleh kebenaran dala ilmu pengetahuan dibangun diatas teori tertentu.
Pendapat Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sendiri memiliki tiga sifat utama yaitu :
1.     Sikap ilmiah
2.     Metode ilmiah
3.     Tersusun secara sistematis dan runtut
Sikap ilmiah menuntut orang untuk berfikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut orang dituntut dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. selanjutnya cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan dapat menyusun ilmu pengetahuan secara sistematik dan runtun.
Secara garis besar keduanya mempunyai peran atau tugas yang identik, tugas – tugastersebut antara lain :
-          Menyandra ( diskripsi )
Menggambarkan secara jelas daan cermat, hal – hal yang dipersoalkan.
-          Menerangkan ( ekspansi )
Menerangkan secara detil kondisi – kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa.
-          Menyusun teori
Mencari dan merumuskan hukum – hukum, tata hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain.
-          Ramalan ( prediksi )
Membuat prediksi ( ramalan ), estimasi ( taksiran ) dan proyeksi mengenai peristiwa yang bakal muncul bila keadaan itu didiamkan.
-          Pengendalian ( kontrol )
Melakukan tindakan – tindakan guna mengatasi keadaan atau gejala yang bakal muncul.
Hasil dari suatu metode ilmiah dalam pengembangan ilmu sendiri mempunyai manfaat diantaranya :
-          Dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang keadaan suatu obyek yang sekaligus  melukiskan tentang kemampuan sumber daya, kemungkinan–kemungkinan yang ditemukan di dalam melaksanakan sesuatu.
-          Dapat dijadikan sebagai sarana diagnosisdalam mencari sebab musabah kegagalan, sehingga dapat dengan mudah dicari upaya untuk menanggulanginya.
-          Dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan atau policy dalam menyusun strategi pengembangan selanjutnya.

D.     Kesimpulan

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa
1.     Metode penelitian berasal dari dua kata yaitu metode yang artinya adalah cara kerja dalam memahami suatu masalah sedangkan penelitian adalah mencari kembali karena sebelumnya sudah ada ( meneliti kembali atau menyimpulkan kembali) yang sebelumnya ada prosenya yang tujuan untuk mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan tertentu. Dari hala tersebut dapat disimpulakna bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Sehingga dapat disimpulkan bahwa metodepenelitian adalah cara dalam mendapatkan suatu tujuan atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang lebih mengarah pada cara ilmiah.
2.     Hakekat dari penilitian ilmiah adalah penelitian yang menggunakan metode ilmiah, yang berdasarkan fakta yang ada. Dan sesuai dengan karateristik keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
3.     Peran metode ilmiah terhadap pengembangan ilmu sangat penting, karena dengan adanya metode ilmiah maka ilmu akan lebih berkembang sesuai dengan fakta yang diperoleh dari hasil metode ilmiah.

Sumber :
Narbuko Cholid, H. Abu Achmadi. 2007. Metodeologi Penelitian. Cet 8. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulistiyono Basuki. 2010. Metode Penelitian. Cet 2. Jakarta: Penaku.

Sukmadinata,Nana Syaodih.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Pt Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.2012.Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.

Arikunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipat.



www.gunadarma.ac.id



Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah

A.     Tujuan Karya Ilmiah

Penulisan Ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan
1.     Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis
2.     Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya
3.     Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya
4.     Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya

B.     Manfaat Karya Ilmiah

1.     Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
2.     Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
3.     Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
4.     Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
5.     Memperoleh kepuasan intelektual
6.     Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
7.     Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

C.      Ciri Karya Ilmiah

Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.

Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

Cara penulisan karya ilmiah berikut ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut
a.      tahap persiapan
b.     tahap pengumpulan informasi
c.      tahap penulisan karya ilmiah itu
d.     tahap evaluasi

D.     Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran

 Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
 1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
 2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
 3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.

 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.

 Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
 1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
 2. Dukungan fakta empirik
 3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

E.      Salah Nalar, Pengertian dan Macamnya

 Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan. 

Contoh sederhana:
 Seseorang mengatakan, ”Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.”

 Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan.

 Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.

 Salah nalar dapat dibedakan atas 4 (empat) macam:

 1. Generalisasi yang terlalu luas
 Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas. Paling tidak ada dua kesalahan generalisasi yang muncul:

 a. Generalisasi sepintas (Hasty or sweeping generalization)
 Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
 Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
 Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.

 b. Generalisasi apriori
 Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama.

Contoh: Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya.

 2. Kerancuan analogi
 Kerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial (pokok).
 Contoh:
 ”Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena menghambat.”

 3. Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
 Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab.
 Contoh:
 a. Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
 b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan

 4. Kesalahan relevansi
 Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga) macam:
 a. Pengabaian persoalan (ignoring the question)
 Contoh:
 Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki undang-undang khusus tentang hal itu.
 b. Penyembunyian persoalan (biding the question)
 Contoh:
 Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri.
c. Kurang memahami persoalan
 Salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang terjadi.

 5. Penyandaran terhadap prestise seseorang
 Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya.
 Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
 a. Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain
 b. Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
 c. Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya
 Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.


Sumber :

www.gunadarma.ac.id