Sabtu, 28 Desember 2013

Kelas Sosial dan Kelompok Status

Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.

Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi. 

Pengertian Status Sosial
Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya. 
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial. 
Apa itu sistem sosial ?
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat. 

Pemilikan 
adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Definisi ini mirip dengan definisi kekayaan, baik pribadi atau public.
Dinamika Kelompok Sosial
Suatu keniscayaan bahwa manusia tidak mampu hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Hakikat pokok dari manusia sebagai makhluk sosial. Nyatanya hal ini yang juga menjadi pembeda antar kita dengan binatang. Manusia memiliki interaksi serta komunikasi sosial yang kompleks, berbeda dengan binatang yang cenderung mengikuti naluri alamiah semata.
Berbagai bentuk kelompok sosial menjadi bukti betapa urgent manusia berkelompok untuk saling memenuhi kebutuhan hidup. Ada macam – macam latar belkang manusia membentuk kelompok sosialnya. Latar belakang ini juga menentukan bentuk kelompok sosial serta pola dinamika didalamnya. Diantara bentuk kelompok sosial itu seperti Ghemeinschaft dan Gesellschaft. Dua bentuk kelompok sosial yang digagas oleh Ferdinand Tonnies.
Ghemeinschaft adalah bentuk kelompok sosial yang dilandasi kekeluargaan antar anggota yang erat serta hubungan yang intim. Ghemeinschaft sendiri memiliki variabel. Diantara variabel itu seperti ghemeinschaft by blood, by place, by mind. Jika kita observasi, masyarakat disekitar kita adalah contoh real dari tipologi ini. Skalanya bermacam – macam. Tidak hanya yang memiliki lingkup luas, namun juga sempit.
Diawali dengan interaksi antar individu, ebuah kompleks perumahan dimana terdapat banyak kepala keluarga tinggal akan sendirinya membentuk kelompok sosial yang semakin kuat dan intens. Sangat mungkin dari kelompok sosial yang sudah terbentuk tersebut akan membentuk sub – sub kelompok sosial lain atau organisasi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat. Sub – sub itu dapat berupa pasar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, struktur kepengurusan kompleks perum untuk memenuhi kebutuhan keamanan, pengajian atau kelompok arisan untuk memenuhi kebutuhan para ibu – ibu, dll.
Sungguh luar biasa dimana manusia mampu menciptakan hubungan yang kompleks. Manusia bekerja seperti makhluk autososial. Terdapat hukum – hukum yang mendasari dan menjelaskan pola bagaimana manusia akan hidup dengan sesamanya.
Menggunakan pendekatan ini dalam menganalisa berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat di sekitar kita, memberikan kita pemahaman dan jawaban lebih tepat dan nantinya dapat mengambil tindakan untuk menjaga keajegan sosial masyarakat dan mampu mengkontrol konflik.
Seperti misalnya, masalah mengenai mengapa banyak kelompok sosial saling bersitegang dan bertikai. mengapa sering terjadi bentrokan fisik antar kelompok baik dalam masalah sosial, ekonomi, maupun politik. Sebagian besar kelompok sosial memiliki pandangan hidup atau ideologi yang sama diantara anggota – anggotanya. Ideologi menjadi tuntunan perilaku dan sikap. Layaknya setiap ajaran hidup, ideologi memiliki doktrin – doktrin mengenai mana benar dan salah, mana baik dan buruk. Dalam realita sosial, kelompok sosial dengan berbagai macam ideologi saling berinteraksi. Interaksi ini menimbulkan berbagai respon. Kelompok yang memiliki pandangan sama cenderung bersikap kooperatif antar sesama, sebaliknya, kelompok yang memiliki pandangan hidup berbeda atau bahkan bertentangan memicu konflik diantara keduanya. Hal ini yang menimbulkan mengapa banyak konflik terjadi hingga berakhir bentrokan fisik.
Dinamika yang sehat dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dalam kelompok sosial, tergantung bagaimana nilai dan norma sosial serta kontrol sosial di dalam kelompok mampu dipertahankan dan dikendalikan. Setiap kelompok sosial pasti memiliki nilai dan norma yang berlaku. Karena adanya nilai dan norma tersebut maka dibutuhkan kontrol terhadap pelaksanaannya.
Meski individu anggota dikendalikan oleh kelompok beserta nilai dan norma didalamnya, namun kelompok sosial pada dasarnya juga merupakan bagian dari kelompok sosial lain yang lebih besar yaitu Negara. Negara, kaitannya dengan pengendalian konflik dan hak berserikat, menjadi pihak paling berpengaruh dalam melakukan kontrol dan pencegahan terjadinya konflik yang tidak diinginkan. Pengendalian konflik harus didasari landasan hukum atau regulasi yang disepakati oleh setiap masyarakat. Dengan adanya landasan yang kuat dan disepakati, Negara memiliki pedoman serta kekuasaan yang menjadi senjata baik dalam melakukan tindakan preventif maupun represif.
Negara harus hati – hati. Dalam politik, terutama di Negara demokrasi, kelompok kepentingan sangat banyak dan memiliki pengaruh di pemerintahan. Setiap kelompok kepentingan (mengambil istilah politik yaitu kelompok sosial yang mencoba mempengaruhi kebijakan pemerintah) akan selalu berusaha mempertahankan eksistensinya serta menghindari segala hal yang dapat merugikan. Usaha seperti ini memicu terjadinya lobi politik yang memicu perpecahan di kubu legislatif pemerintahan. Komposisi delegasi dalam kursi legislatif sangat menentukan arah kebijakan serta keuntungan yang mungkin didapat bagi kelompok sosial yang diperjuangkan oleh masing – masing delegator.
Selain perjuangan kepentingan untuk mempertahankan eksistensi kelompok kepentingan, delegasi yang menjadi utusan juga mendapat keuntungan besar untuk menjual dirinya kepada siapa saja yang suaranya ingin didengar di rapat – rapat penyusunan kebijakan dan membuatnya mampu bertahan sebagai pejabat pemerintahan dalam waktu yang lama. Transaksi politik seperti ini tidak selamanya merupakan sesuatu yang dianggap kotor. Semua proses ini merupakan proses penyusunan kebijakan yang harus dilakukan dengan cermat. Tidak sembarang orang mampu mengakomodir berbagai perbedaan kelompok yang dibawa di meja sidang. Perdebatan dalam proses penyusunan merupakan keharusan. Konsekuensi suatu negara yang plural dan demokratis adalah adanya keadilan sosial dan kesamaan hak yang merata.
Pertikaian tidak akan pernah habis selama perbedaan dan stratifikasi sosial masih ada. Menurut Karl Marx, masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang tak lagi memiliki kelas – kelas yang menjadi penyebab terjadinya pertentangan sosial sehingga memungkinakan untuk tidak ada lagi pertentangan antar kelas. Secara pribadi saya katakan bahwa hal tersebut tidak mungkin dapat terjadi. Kelas – kelas sosial merupakan bagian dari keniscayaan yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan memiliki perbedaan didalamnya. Mengharapkan keadaan ideal yang utopis bukanlah idealisme yang salah, namun kita harus sadari dinamika dalam realita yang ada. Perubahan adalah hal yang pasti, perubahan menuju kesempurnaan tidak akan pernah berhenti.
Social Moblity dan Konsekuensinya Terhadap Pasar

Mobilitas adalah suatu gerak dalam struktur sosial,yaitu  pola tertentu yang mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial.
Tipe gerak sosial ada 2,yaitu;
Ø  Gerak sosial vertikal
Gerak sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam,yaitu;
A.    Gerak sosial vertikal naik
Terdapat dua bentuk utam,yaitu;
·         Masuknya individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
·         Pembentukan suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi

B.     Gerak sosial vertikal turun
Terdapat dua bentu utama,yaitu;
·         Turunnya keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
·         Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan

Ø  Gerak Sosial Horizontal
Gerak sosial horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.
2.2.1. Pengaruh Mobilitas Sosial terhadap Pasar
Mobilitas sosial sendiri memiliki arti yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status sosial antara seseorang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli. Apabila mobilitas sosial seseorang  lebih tinggi maka secara otomatis orang tersebut akan mempunyai prilaku pembelian yang lebih konsumtif, dan begitu sebaliknya jika seseorang berada pada tingkat moilitas sosial yang rendah, maka orang tersebut tingkat konsumsinya akan mengalami penurunan.
Kasus tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham H Maslow,yaitu Teori Kebutuhan Maslow.

2.2.2. Karakteristik Tujuh Kelas Sosial Versi Amerika
a.       Kelas Atas Tinggi
Elite sosial yang hidup dari kekayaan warisan dan mempunyai latar belakang keluarga terkenal. Mereka memberikan sumbangan dalam jumlah besar, memengaruhi lebih dari satu rumah, pesta, dan lain-lain.
b.      Kelas Atas Bawah
Memengaruhi penghasilan tinggi atau kekayaan lewat kemampuan yang luar biasa dalam profesi atau bisnis. Mereka cenderung aktif dalam kegiatan sosial dan sipil, serta membeli sendiri dan anak-anak mereka simbol seperti mobil mahal, dan rumah.
c.       Kelas Menengah Atas
Tidak memiliki status keluarga, maupun kekayaan, mereka terutama memikirkan “karier”. Mereka memperoleh posisi sebagai profesional, manajer perusahaan, dan pengusaha independen. Mereka mengandalkan pendidikan, keterampilan profesional, dan administratif.
d.      Kelas Menengah
Terdiri dari pekerja kantor dan pihak yang memperoleh gaji rata-rata untuk mengikuti arus mode, mereka sering sekali membeli produk yang populer. Mereka tidak ragu membelanjakan lebih banyak uang untuk pengalaman bagi anak-anaknya dan membimbing mereka menuju pendidikan tinggi.
e.       Kelas Pekerja
Terdiri darri mereka yang menjadi panutan, berapa pun pendapatan mereka, apa pun latarbelakang pendidikannya, ataupun pekerjaannya.
f.       Kelas Bawah Tinggi
Kelas bawah tinggi itu bekerja, walaupun standar kehidupan mereka hanya sedikit di atas garis kemiskinan. Mereka melakukan tugas tidak membutuhkan keterampilan dengan upah yang amat rendah walaupun mereka berusaha untuk pindah ke kelas yang lebih tinggi.
g.      Kelas Bawah Rendah
Kelas bawah rendah hidup tergantung pada tunjangan sosial, kemiskinan tampak nyata dan biasanya mereka menganggur.

Klasifikasi Geodemografi dan Manfaatnya Bagi Pemasar

Di Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk yang lebih padat (±235.000.000 menurut sensus penduduk tahun 2010) dimna sebagian besar penduduknya (65%) mendiami pulau jawa dan Madura yang memerlukan banyak barang-barang yang harus dapat dipenuhi oleh pemasaran. Tetapi di sampan g kenyataan ini para pemasar juaga perlu memahami bahwa Indonesia tersekmentasi dalam berbagai kelas-kelas dan status social, dimana para pemasar harus terlebih dahulu melakukan pemangsaan pasar sebelum terjun kepasar.
Segmentasi pasar merupakan tindakan membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pasar yang berbeda yang diperkirakan membutuhkan produk. Dalam hal ini perusahaan mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen, mengembangkan segmen pasar yang menguntungkan dan mengevakuasi daya tariknya.

2.3.1.      Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama. Demografi adalah telaah mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kerapatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, dan jenis pekerjaan. Lingkungan demografis sangat diperhatikan oleh pemasar karena melibatkan manusia dan manusialah yang membentuk pasar. Variabel demografis terdiri atas karakteristik seperti usia, penghasilan dan etnis. Geodemografi  merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis.perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau  Clusering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.
2.3.2.      Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata geodemografis adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan karakteristik  demografis serta gaya hidup yang sama.

Pemasaran Untuk Pangsa Kelas Sosial
2.4.1.      Pemangsaan Pasar (Market Segmentation)
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1.                 Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
2.                 Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
3.                 Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
4.                 Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.
Pangsa pasar kelas sosial dapat dideskripsikan dengan 2 jenis variabel:
Ø  Informasi profil umum
Ø  Informasi spesifik produk

2.4.2.      Pengenalan Kebutuhan Dan Kriteria Evaluasi
Adapun kriteria untuk mengevaluasi produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yaitu:
a.                  Busana
Jenis, kualitas dan gaya busana yang dikenalkan seseorang erat berhubungan dengan kelas sosial orang bersangkutan, seperti dideskripsikan dengan gamblang didalam konsumen. Minat besar akan mode biasanya didapatkan di dalam kelas sosial atas, walaupun minat yang tinggi mungkin didapatkan di antara semua kelas sosial.
Busana berfungsi juga sebagaisimbol perbedaan kelas karena visibilitasnya yang tinggi. Ketika remaja putri minta mendeskripsikan karakteristik gadis yang popular, maka respon yang paling kerap di berikan adalah “berbusana baik” yaitu dihubungkan dengan karakteristik kelas sosial.
b.                 Perabotan Rumah
Kriteria yang digunakan oleh keluarga untuk melengkapi sebuah rumah dengan perabot berhubungan erat dengan kelas sosial. Laumann dan House mengamati secara cermat isi dan karakteristik dari sebuah ruang duduk, Responden modern umumnya bersikap mobile ke atas, didalam generasi ini mereka kerap merupakan orang kaya baru. Orang kaya tersebut mungkin mempunyai kebutuhan kuat untuk mengabsahkan status yang baru mereka dapatkan. Namun, mereka mungkin belum diterima secara sosial oleh kelas atas tradisional, maka berpaling pada konsumsi yang mencolok atau pamer produk yang merupakan simbol dari kedudukan mereka.
c.                  Waktu Senggang
Pemakaian terbanyak dari fasilitas waktu senggang komersial dan fasilitas publik yaitu kelas menengah, karena kelas atas kerap mempunyai fasilitas mereka sendiri dan kelas bawah kerap tidak mampu menggunakan atau tidak mempunyai kecendrungan untuk berpartisipasi di dalamnya.
Kepala eksekutip perusahaan besar mungkin mempunyai sedikit waktu untuk kegiatan senggang karena jam kerja mereka yang panjang. Namun kebanyakan manajer senior menikmati pengajaran waktu senggang secara harian. Banyak yang mengambil bagian dalam olah raga rekreasi, yang lain melukis, bermain alat musik, memotret alam, dan keluarga dan lain-lain.
d.                 Kartu Kredit
Penerimaan dan pemakaian kartu kredit tampaknya berhubungan hingga jangkauan tertentu dengan kelas sosial . slocum dan Mathews menyimpulkan bahwa kelas bawah lebih suka menggunakan kartu kredit untuk barang tahan lamadan barang keperluan (perkakas, perabot dan busana).berlawanan dengan kelas menengah, yang menggunakanya untuk hal-hal yang mewah ( perjalanan, barang dan restoran).

              Proses Pencarian
Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.

Bahan Sosial
Pola bahasa individual berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Didalam seperangkat exsperimen, kelas sosial responden lebih dahulu diukur sebelum mereka diminta untuk membuat rekaman, fabel, selama 40 detik. Perekaman singkat ini diputar untuk kelompok y7yang terdidri dari 15-30 mahasiswa perguruan tinggi daerah yang berfungsi sebagai hakim. Penilaian rata-rata nilai sosial oleh hakim-hakim ini berkorelasi 0,80 dengan kelas sosial para pembicara.
Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang,, eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.iklan mobil kelas bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.
             
              Proses Pembelian
Status sosial mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam lingkungan tempat tinggal.
Konsumen kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka.Pada tahun – tahun awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi atau merk desainer,,tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan pengaruh informasi meluas.

             Metode Penelitian Pemasaran Untuk Mengukur Kelas Sosial
Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.
Nilai – nilai yang di tetapkan dalam satu dri dua cara.Satu metode menggu nakan survei terhadap orang yang diminta untuk meningkatkanprestise orang – orang dalam berbagai pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti peningkatan pendidikan rata –rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.



            Metode Pengukuran dan Pendiskripsian Kelas Sosial
Adapun metode penelitian kelas sosial berdasarkan pendekatan objektif.melibatkan variabel kuantitatif dari ukuran status sosio ekonomi seperti pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.
Ketika orang – orang asing bertemu, pertanyaan yang kerap di ajukan yaitu”apa pekerjaan anda?”Pertanyaan ini memberi petunjuk yang baik mengenai kelas sosial individu yang bersangkutan.
Metode reputasi (reputational method)melibatkan pengajuan pertanyaan pada orang  orang untuk menentukan peringkat sosial atau prestise orang lain.Metode reputasi di kembangkan oleh Lloyd Warner(di kutip oleh Shiffman & Kanuk,2006),,seorang pelopor dalam studi kelas sosial di AS.Karya ini di perluas Burleigh Gardner dan rekan – rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead.
Studi – studi ini juga mencakupi asosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dan sifat kontak pribadi dari orang yang di dalam hubungan mereka yang informal.Studi ini juga di sebut studi partispasi evaluatif karena para peneliti tidak hanya menggunakan data yang mereka kumpulkan dari responden,tetapi juga observasi pribadi para peneliti yang di peroleh dengan tinggal di dalam komunitas bersangkutan dan dari partispasi di dalm jaringan informal dan organisasi formal komunitas yang bersangkutan.

              Indeks Variable Tunggal Untuk Mengukur Kelas Sosial
Pekerjaan di gunakan di dalam penelitian konsumen dengan meminta responden menuliskan pekeraan mereka yang ektrak,yang belakangan dapat di beri kode secara numeris menurut kelas sosialnya atau nilai statusnya. Nilai  nilai ini di tetapkan satu dari dua cara.Satu metode menggunakan survei terhadap orang yang di minta untuk memeringkat prestise orang – orang dalam berbagai pekeraan atau memeringkat pekerjaan itu sendiri. Metode kedua menggunakan ukuran objektif seperti pemeringkat tingkat pendidikan ratta – rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.


              Indeks Item Ganda
Indeks ganda menghubungkan beberapa indikator kelas sosial ke dalam sattu indeks yang memberikan ukuran status sosial yang lebih kaya.Dengan menggunakan skor status pekerjaan Nam dan Powers,suatu skor tambahan yang di tambahkan baik untuk kategori pendidikan maupun tingkat pendapatan responden.
Skor ini di dasarkan pada data sensus dan dapat di perbaharui untik merefleksikan kenaikan inflasi pada pendapatan. Ketiga skor (pekerjaan, pendidikan, pendapatan) kemudian di ringkas dan di bagi dengan angka 3 untuk memberikan skor SES item ganda.Ini memberikan skor kelas sosial yang numeris yang mudah di gunakan yang kemudian dapat di hubungkan dengan pembelian produk ,prefferensi merk,pengelolaan media,atau variabel lain yang menarik untuk peneliti pemasaran.

Sumber :

www.gunadarma.ac.id