Jumat, 25 Januari 2013

Pancasila di Mata Dunia


Sebagai dasar dari Negara kita tercinta,Indonesia,tentunya Pancasila bukan merupakan sesuatu hal yang baru.Apalagi seharusnya kita sebagai generasi penerus bangsa harusnya menghayati nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.Waaupun pada kenyataannnya sekarang bahwa keberadaan Pancasila dipandang sebelah mata sehingga timbul banyak penyimpangan. Bahkan yang lebih ironis lagi,banyak pula generasi sekarang ini yang bahkan tidak mampu menghafal 5 sila dari pancasila itu sendiri.Contoh penyimpangan lain misalnya banyaknya tawuran antar pelajar dan korupsi yang belum dapat kita atasi.

Saya pribadi pun mungkin merasakan dan berpikir bahwa Pancasila tidak banyak berperan di dalam kehidupan saya karena saya tidak mengenal Pancasila itu banyak diamalkan dan terkesan membosankan.Namun setelah saya mempelajarinya lebih jauh di bangku kuliah pada mata kulaih Pendidikan Pancasila,saya menyadari bahwa ternyata nilai-nilai Pancasila begitu kompleks.Sangat memperhatikan detail dari Negara kita sendiri.Tercermin pada 5 sila nya yang memang merupakan esensi dasar yang sangat penting bagi Negara,mulai dari Ketuhanan,Kemanusiaan,Persatuan,Kerakyatan,dan Keadilan.

Hal luar biasa mengenai pancasila juga baru saya ketahui saat membaca sebuah berita di salah satu halaman berita website antara.com bahwa Pancasila sejak dari dulu sebenarnya sudah banyak diakui oleh beberapa petinggi ataupun professor Negara lain  sebagai dasar negara yang sempurna.Berikut penjelasan yang dimuat di portal berita online tersebut :

·       1.  Prof. Dr. Pyotr Hessling ,di kota Rotterdam, Belanda, 20 Oktober 1990


Prof. Hessling
     Beliau mengasuh mata kuliah Studi Internasional Organisasi dan          Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Erasmus Rotterdam di hadapan para staf asistennya yang  sedang dibimbingnya menyelesaikan thesis Ph D,  tiga orang berasal dari Indonesia Soeksmono Besar Martokoesoemo, Petrus Suryadi Sutrisno dan Santo Koesoebjono serta Penelope (Penny)  Webb, asistennya Michael Porter, secara mengagumkan menjelaskan konsep musyawarah dan mufakat ala Indonesia sebagai dasar dalam pembangunan kelembagaan bagi suatu organisasi  dan manajemen. 

·      2.   Datuk Seri DR Mahathir Mohammad, di saat resepsi pernikahan Marina Mahathir, puteri mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia pada Juni 1986

Datuk Seri DR.Mahathir Muhammad
        Satu dari tiga pendukung utama kepemimpinan Mahathir Mohammad yang hadir di resepsi sempat mendiskusikan pentingnya rakyat Malaysia belajar nilai-nilai (asas) kenegaraan kebangsaan, seperti Pancasila, meskipun Malaysia juga memiliki Rukun Negara yang juga berisi lima dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat itu salah seorang pendukung Mahathir mengatakan, betapa pentingnya nilai-nilai pemersatu, nilai-nilai kebersamaan dan kesadaran menciptakan suasana kehidupan sosial yang selaras, serasi dan toleran.  

·        3. Mahasiswa yang mempelajari ilmu politik di Universiti Kebangsaan Malaysia menjelang era 1990 an

                 Mengatakan bahwa teman-teman di Indonesia memiliki faktor pengikat atau pemersatu yang kokoh dibandingkan Malaysia, faktor pengikat itu adalah nilai-nilai Pancasila.

·       4.  Presiden AS Barrack Obama saja ketika didaulat bicara di kampus Universitas Indonesia Depok, 10 November 2010

Presiden AS,Barrack Obama
                                menyebut Pancasila secara positif. Hal itu sekali lagi ikut membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila memiliki sisi yang universal bukan hanya nilai-nilai lokal yang diakui makna dan eksistensinya dalam kehidupan masyarakat Indonesia tapi juga di luar bumi Indonesia.

Dari sedikit uraian diatas seharusnya kta merasa malu bahwa selama ini kita banyak mengabaikan dasar Negara kita yang bahkan dimata dunia pun dipandang sangat sempurna dibandingkan dengan Negara-negara lain.Semoga melalui tulisan singkat ini tidak hanya berguna bagi saya sendiri,tetapi juga dapat menggugah hati teman-teman sebagai generasi penerus bangsa.


sumber :  
http://www.antaranews.com/berita/261846/sisi-universal-pancasila-di-mata-dunia

www.gunadarma.ac.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar