Definisi
Kelas Sosial
Berdasarkan
karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti
yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok
dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa
harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Jadi,
definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Pengertian
Status Sosial
Setiap
individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam
tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
Pada semua
sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti
anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru
dsbnya.
Dalam teori
sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan
(status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam
pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki
arti penting dalam suatu sistem sosial.
Apa itu
sistem sosial ?
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
Pemilikan
adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk
memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan
menggunakannya untuk tujuan pribadi. Definisi ini mirip dengan definisi
kekayaan, baik pribadi atau public.
Dinamika
Kelompok Sosial
Suatu
keniscayaan bahwa manusia tidak mampu hidup tanpa bantuan manusia lainnya.
Hakikat pokok dari manusia sebagai makhluk sosial. Nyatanya hal ini yang juga
menjadi pembeda antar kita dengan binatang. Manusia memiliki interaksi serta
komunikasi sosial yang kompleks, berbeda dengan binatang yang cenderung
mengikuti naluri alamiah semata.
Berbagai
bentuk kelompok sosial menjadi bukti betapa urgent manusia berkelompok untuk
saling memenuhi kebutuhan hidup. Ada macam – macam latar belkang manusia
membentuk kelompok sosialnya. Latar belakang ini juga menentukan bentuk
kelompok sosial serta pola dinamika didalamnya. Diantara bentuk kelompok sosial
itu seperti Ghemeinschaft dan Gesellschaft. Dua bentuk kelompok sosial yang
digagas oleh Ferdinand Tonnies.
Ghemeinschaft
adalah bentuk kelompok sosial yang dilandasi kekeluargaan antar anggota yang
erat serta hubungan yang intim. Ghemeinschaft sendiri memiliki variabel.
Diantara variabel itu seperti ghemeinschaft by blood, by place, by mind. Jika
kita observasi, masyarakat disekitar kita adalah contoh real dari tipologi ini.
Skalanya bermacam – macam. Tidak hanya yang memiliki lingkup luas, namun juga
sempit.
Diawali
dengan interaksi antar individu, ebuah kompleks perumahan dimana terdapat
banyak kepala keluarga tinggal akan sendirinya membentuk kelompok sosial yang
semakin kuat dan intens. Sangat mungkin dari kelompok sosial yang sudah
terbentuk tersebut akan membentuk sub – sub kelompok sosial lain atau
organisasi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat. Sub –
sub itu dapat berupa pasar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, struktur
kepengurusan kompleks perum untuk memenuhi kebutuhan keamanan, pengajian atau
kelompok arisan untuk memenuhi kebutuhan para ibu – ibu, dll.
Sungguh
luar biasa dimana manusia mampu menciptakan hubungan yang kompleks. Manusia
bekerja seperti makhluk autososial. Terdapat hukum – hukum yang mendasari dan
menjelaskan pola bagaimana manusia akan hidup dengan sesamanya.
Menggunakan
pendekatan ini dalam menganalisa berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat di
sekitar kita, memberikan kita pemahaman dan jawaban lebih tepat dan nantinya
dapat mengambil tindakan untuk menjaga keajegan sosial masyarakat dan mampu
mengkontrol konflik.
Seperti
misalnya, masalah mengenai mengapa banyak kelompok sosial saling bersitegang
dan bertikai. mengapa sering terjadi bentrokan fisik antar kelompok baik dalam
masalah sosial, ekonomi, maupun politik. Sebagian besar kelompok sosial
memiliki pandangan hidup atau ideologi yang sama diantara anggota – anggotanya.
Ideologi menjadi tuntunan perilaku dan sikap. Layaknya setiap ajaran hidup,
ideologi memiliki doktrin – doktrin mengenai mana benar dan salah, mana baik
dan buruk. Dalam realita sosial, kelompok sosial dengan berbagai macam ideologi
saling berinteraksi. Interaksi ini menimbulkan berbagai respon. Kelompok yang
memiliki pandangan sama cenderung bersikap kooperatif antar sesama, sebaliknya,
kelompok yang memiliki pandangan hidup berbeda atau bahkan bertentangan memicu
konflik diantara keduanya. Hal ini yang menimbulkan mengapa banyak konflik
terjadi hingga berakhir bentrokan fisik.
Dinamika
yang sehat dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dalam kelompok sosial,
tergantung bagaimana nilai dan norma sosial serta kontrol sosial di dalam kelompok
mampu dipertahankan dan dikendalikan. Setiap kelompok sosial pasti memiliki
nilai dan norma yang berlaku. Karena adanya nilai dan norma tersebut maka
dibutuhkan kontrol terhadap pelaksanaannya.
Meski
individu anggota dikendalikan oleh kelompok beserta nilai dan norma didalamnya,
namun kelompok sosial pada dasarnya juga merupakan bagian dari kelompok sosial
lain yang lebih besar yaitu Negara. Negara, kaitannya dengan pengendalian
konflik dan hak berserikat, menjadi pihak paling berpengaruh dalam melakukan
kontrol dan pencegahan terjadinya konflik yang tidak diinginkan. Pengendalian
konflik harus didasari landasan hukum atau regulasi yang disepakati oleh setiap
masyarakat. Dengan adanya landasan yang kuat dan disepakati, Negara memiliki
pedoman serta kekuasaan yang menjadi senjata baik dalam melakukan tindakan
preventif maupun represif.
Negara
harus hati – hati. Dalam politik, terutama di Negara demokrasi, kelompok
kepentingan sangat banyak dan memiliki pengaruh di pemerintahan. Setiap
kelompok kepentingan (mengambil istilah politik yaitu kelompok sosial yang
mencoba mempengaruhi kebijakan pemerintah) akan selalu berusaha mempertahankan
eksistensinya serta menghindari segala hal yang dapat merugikan. Usaha seperti
ini memicu terjadinya lobi politik yang memicu perpecahan di kubu legislatif
pemerintahan. Komposisi delegasi dalam kursi legislatif sangat menentukan arah
kebijakan serta keuntungan yang mungkin didapat bagi kelompok sosial yang
diperjuangkan oleh masing – masing delegator.
Selain
perjuangan kepentingan untuk mempertahankan eksistensi kelompok kepentingan,
delegasi yang menjadi utusan juga mendapat keuntungan besar untuk menjual
dirinya kepada siapa saja yang suaranya ingin didengar di rapat – rapat
penyusunan kebijakan dan membuatnya mampu bertahan sebagai pejabat pemerintahan
dalam waktu yang lama. Transaksi politik seperti ini tidak selamanya merupakan
sesuatu yang dianggap kotor. Semua proses ini merupakan proses penyusunan
kebijakan yang harus dilakukan dengan cermat. Tidak sembarang orang mampu
mengakomodir berbagai perbedaan kelompok yang dibawa di meja sidang. Perdebatan
dalam proses penyusunan merupakan keharusan. Konsekuensi suatu negara yang
plural dan demokratis adalah adanya keadilan sosial dan kesamaan hak yang merata.
Pertikaian
tidak akan pernah habis selama perbedaan dan stratifikasi sosial masih ada.
Menurut Karl Marx, masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang tak lagi
memiliki kelas – kelas yang menjadi penyebab terjadinya pertentangan sosial
sehingga memungkinakan untuk tidak ada lagi pertentangan antar kelas. Secara
pribadi saya katakan bahwa hal tersebut tidak mungkin dapat terjadi. Kelas –
kelas sosial merupakan bagian dari keniscayaan yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial dan memiliki perbedaan didalamnya. Mengharapkan keadaan
ideal yang utopis bukanlah idealisme yang salah, namun kita harus sadari
dinamika dalam realita yang ada. Perubahan adalah hal yang pasti, perubahan
menuju kesempurnaan tidak akan pernah berhenti.
Social
Moblity dan Konsekuensinya Terhadap Pasar
Mobilitas
adalah suatu gerak dalam struktur sosial,yaitu pola tertentu yang
mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial.
Tipe gerak
sosial ada 2,yaitu;
Ø Gerak sosial vertikal
Gerak sosial
vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan
arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam,yaitu;
A. Gerak
sosial vertikal naik
Terdapat dua
bentuk utam,yaitu;
· Masuknya
individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
· Pembentukan
suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi
B. Gerak
sosial vertikal turun
Terdapat dua
bentu utama,yaitu;
· Turunnya
keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
· Turunnya
derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai suatu
kesatuan
Ø Gerak Sosial Horizontal
Gerak sosial
horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.
2.2.1. Pengaruh Mobilitas Sosial terhadap Pasar
Mobilitas
sosial sendiri memiliki arti yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status
sosial antara seseorang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli.
Apabila mobilitas sosial seseorang lebih tinggi maka secara otomatis
orang tersebut akan mempunyai prilaku pembelian yang lebih konsumtif, dan
begitu sebaliknya jika seseorang berada pada tingkat moilitas sosial yang
rendah, maka orang tersebut tingkat konsumsinya akan mengalami penurunan.
Kasus tersebut
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham H Maslow,yaitu Teori
Kebutuhan Maslow.
2.2.2. Karakteristik Tujuh Kelas Sosial Versi Amerika
a. Kelas
Atas Tinggi
Elite sosial
yang hidup dari kekayaan warisan dan mempunyai latar belakang keluarga
terkenal. Mereka memberikan sumbangan dalam jumlah besar, memengaruhi lebih
dari satu rumah, pesta, dan lain-lain.
b. Kelas
Atas Bawah
Memengaruhi
penghasilan tinggi atau kekayaan lewat kemampuan yang luar biasa dalam profesi
atau bisnis. Mereka cenderung aktif dalam kegiatan sosial dan sipil, serta
membeli sendiri dan anak-anak mereka simbol seperti mobil mahal, dan rumah.
c. Kelas
Menengah Atas
Tidak
memiliki status keluarga, maupun
kekayaan, mereka terutama memikirkan “karier”. Mereka memperoleh posisi sebagai
profesional, manajer perusahaan, dan pengusaha independen. Mereka mengandalkan
pendidikan, keterampilan profesional, dan administratif.
d. Kelas
Menengah
Terdiri dari
pekerja kantor dan pihak yang memperoleh gaji rata-rata untuk mengikuti arus
mode, mereka sering sekali membeli produk yang populer. Mereka tidak ragu
membelanjakan lebih banyak uang untuk pengalaman bagi anak-anaknya dan
membimbing mereka menuju pendidikan tinggi.
e. Kelas
Pekerja
Terdiri darri
mereka yang menjadi panutan, berapa pun pendapatan mereka, apa pun
latarbelakang pendidikannya, ataupun pekerjaannya.
f. Kelas
Bawah Tinggi
Kelas bawah
tinggi itu bekerja, walaupun standar kehidupan mereka hanya sedikit di atas
garis kemiskinan. Mereka melakukan tugas tidak membutuhkan keterampilan dengan
upah yang amat rendah walaupun mereka berusaha untuk pindah ke kelas yang lebih
tinggi.
g. Kelas
Bawah Rendah
Kelas bawah
rendah hidup tergantung pada tunjangan sosial, kemiskinan tampak nyata dan
biasanya mereka menganggur.
Klasifikasi Geodemografi dan Manfaatnya
Bagi Pemasar
Di Indonesia
merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk yang lebih padat (±235.000.000
menurut sensus penduduk tahun 2010) dimna sebagian besar penduduknya (65%)
mendiami pulau jawa dan Madura yang memerlukan banyak barang-barang yang harus
dapat dipenuhi oleh pemasaran. Tetapi di sampan g kenyataan ini para pemasar
juaga perlu memahami bahwa Indonesia tersekmentasi dalam berbagai kelas-kelas
dan status social, dimana para pemasar harus terlebih dahulu melakukan
pemangsaan pasar sebelum terjun kepasar.
Segmentasi
pasar merupakan tindakan membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pasar
yang berbeda yang diperkirakan membutuhkan produk. Dalam hal ini perusahaan
mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk membagi pasar menjadi
segmen-segmen, mengembangkan segmen pasar yang menguntungkan dan mengevakuasi
daya tariknya.
2.3.1. Segmentasi Geodemografis
Jenis
segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat
dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup
dan kebiasaan konsumsi yang sama. Demografi adalah telaah mengenai populasi
manusia dalam arti jumlah, kerapatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras, dan
jenis pekerjaan. Lingkungan demografis sangat diperhatikan oleh pemasar karena
melibatkan manusia dan manusialah yang membentuk pasar. Variabel demografis
terdiri atas karakteristik seperti usia, penghasilan dan etnis.
Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik
demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis.perusahaan riset
pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau Clusering yang
mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.
2.3.2. Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata
geodemografis adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah
mendiskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan
geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang
sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki
persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan
layanan yang menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau
cluster, dimana terdapat orang-orang dengan karakteristik demografis
serta gaya hidup yang sama.
Pemasaran Untuk Pangsa
Kelas Sosial
2.4.1. Pemangsaan Pasar (Market Segmentation)
Kelas sosial
kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok
pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk
mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan
pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur
untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1.
Identifikasi
pemakaian kelas social dari produk.
2.
Perbandingan
variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
3.
Deskripsi
karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
4.
Perkembangan
program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang
didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.
Pangsa pasar
kelas sosial dapat dideskripsikan dengan 2 jenis variabel:
Ø Informasi profil umum
Ø Informasi spesifik produk
2.4.2. Pengenalan Kebutuhan Dan Kriteria Evaluasi
Adapun
kriteria untuk mengevaluasi produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen
yaitu:
a.
Busana
Jenis,
kualitas dan gaya busana yang dikenalkan seseorang erat berhubungan dengan
kelas sosial orang bersangkutan, seperti dideskripsikan dengan gamblang didalam
konsumen. Minat besar akan mode biasanya didapatkan di dalam kelas sosial atas,
walaupun minat yang tinggi mungkin didapatkan di antara semua kelas sosial.
Busana
berfungsi juga sebagaisimbol perbedaan kelas karena visibilitasnya yang tinggi.
Ketika remaja putri minta mendeskripsikan karakteristik gadis yang popular,
maka respon yang paling kerap di berikan adalah “berbusana baik” yaitu
dihubungkan dengan karakteristik kelas sosial.
b.
Perabotan
Rumah
Kriteria yang
digunakan oleh keluarga untuk melengkapi sebuah rumah dengan perabot
berhubungan erat dengan kelas sosial. Laumann dan House mengamati secara cermat
isi dan karakteristik dari sebuah ruang duduk, Responden modern umumnya
bersikap mobile ke atas, didalam generasi ini mereka kerap merupakan orang kaya
baru. Orang kaya tersebut mungkin mempunyai kebutuhan kuat untuk mengabsahkan
status yang baru mereka dapatkan. Namun, mereka mungkin belum diterima secara
sosial oleh kelas atas tradisional, maka berpaling pada konsumsi yang mencolok
atau pamer produk yang merupakan simbol dari kedudukan mereka.
c.
Waktu
Senggang
Pemakaian
terbanyak dari fasilitas waktu senggang komersial dan fasilitas publik yaitu
kelas menengah, karena kelas atas kerap mempunyai fasilitas mereka sendiri dan
kelas bawah kerap tidak mampu menggunakan atau tidak mempunyai kecendrungan
untuk berpartisipasi di dalamnya.
Kepala
eksekutip perusahaan besar mungkin mempunyai sedikit waktu untuk kegiatan
senggang karena jam kerja mereka yang panjang. Namun kebanyakan manajer senior
menikmati pengajaran waktu senggang secara harian. Banyak yang mengambil bagian
dalam olah raga rekreasi, yang lain melukis, bermain alat musik, memotret alam,
dan keluarga dan lain-lain.
d.
Kartu Kredit
Penerimaan
dan pemakaian kartu kredit tampaknya berhubungan hingga jangkauan tertentu
dengan kelas sosial . slocum dan Mathews menyimpulkan bahwa kelas bawah lebih
suka menggunakan kartu kredit untuk barang tahan lamadan barang keperluan
(perkakas, perabot dan busana).berlawanan dengan kelas menengah, yang
menggunakanya untuk hal-hal yang mewah ( perjalanan, barang dan restoran).
Proses Pencarian
Jumlah dan
jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial
terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung
dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban
yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn
kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen
kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan
secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin
tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.
Bahan
Sosial
Pola bahasa
individual berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Didalam seperangkat
exsperimen, kelas sosial responden lebih dahulu diukur sebelum mereka diminta
untuk membuat rekaman, fabel, selama 40 detik. Perekaman singkat ini diputar
untuk kelompok y7yang terdidri dari 15-30 mahasiswa perguruan tinggi daerah
yang berfungsi sebagai hakim. Penilaian rata-rata nilai sosial oleh hakim-hakim
ini berkorelasi 0,80 dengan kelas sosial para pembicara.
Pentingnya
bahasa dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan.
Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih
panjang,, eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.iklan
mobil kelas bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan
gambar ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau
bahasa jalanan.
Proses Pembelian
Status sosial
mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang
dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di
mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam
lingkungan tempat tinggal.
Konsumen
kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam
berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan
akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko
yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah
karena mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka.Pada tahun
– tahun awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi
atau merk desainer,,tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan
pengaruh informasi meluas.
Metode Penelitian Pemasaran Untuk
Mengukur Kelas Sosial
Para peneliti
pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan
hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode objektif
memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari
variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan
pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.
Nilai – nilai
yang di tetapkan dalam satu dri dua cara.Satu metode menggu nakan survei
terhadap orang yang diminta untuk meningkatkanprestise orang – orang dalam
berbagai pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti
peningkatan pendidikan rata –rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.
Metode Pengukuran dan
Pendiskripsian Kelas Sosial
Adapun metode
penelitian kelas sosial berdasarkan pendekatan objektif.melibatkan variabel
kuantitatif dari ukuran status sosio ekonomi seperti pekerjaan, pendidikan dan
pendapatan.
Ketika orang
– orang asing bertemu, pertanyaan yang kerap di ajukan yaitu”apa pekerjaan
anda?”Pertanyaan ini memberi petunjuk yang baik mengenai kelas sosial individu
yang bersangkutan.
Metode
reputasi (reputational method)melibatkan pengajuan pertanyaan pada orang orang
untuk menentukan peringkat sosial atau prestise orang lain.Metode reputasi di
kembangkan oleh Lloyd Warner(di kutip oleh Shiffman & Kanuk,2006),,seorang
pelopor dalam studi kelas sosial di AS.Karya ini di perluas Burleigh Gardner
dan rekan – rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead.
Studi – studi
ini juga mencakupi asosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dan
sifat kontak pribadi dari orang yang di dalam hubungan mereka yang
informal.Studi ini juga di sebut studi partispasi evaluatif karena para
peneliti tidak hanya menggunakan data yang mereka kumpulkan dari
responden,tetapi juga observasi pribadi para peneliti yang di peroleh dengan
tinggal di dalam komunitas bersangkutan dan dari partispasi di dalm jaringan
informal dan organisasi formal komunitas yang bersangkutan.
Indeks Variable Tunggal Untuk
Mengukur Kelas Sosial
Pekerjaan di
gunakan di dalam penelitian konsumen dengan meminta responden menuliskan
pekeraan mereka yang ektrak,yang belakangan dapat di beri kode secara numeris
menurut kelas sosialnya atau nilai statusnya. Nilai nilai ini di
tetapkan satu dari dua cara.Satu metode menggunakan survei terhadap orang yang
di minta untuk memeringkat prestise orang – orang dalam berbagai pekeraan atau
memeringkat pekerjaan itu sendiri. Metode kedua menggunakan ukuran objektif
seperti pemeringkat tingkat pendidikan ratta – rata atau pendapatan kelompok
pekerjaan.
Indeks Item Ganda
Indeks ganda menghubungkan beberapa indikator kelas sosial ke dalam sattu
indeks yang memberikan ukuran status sosial yang lebih kaya.Dengan menggunakan
skor status pekerjaan Nam dan Powers,suatu skor tambahan yang di tambahkan baik
untuk kategori pendidikan maupun tingkat pendapatan responden.
Skor ini di dasarkan pada data sensus dan dapat di perbaharui untik
merefleksikan kenaikan inflasi pada pendapatan. Ketiga skor (pekerjaan,
pendidikan, pendapatan) kemudian di ringkas dan di bagi dengan angka 3 untuk
memberikan skor SES item ganda.Ini memberikan skor kelas sosial yang numeris
yang mudah di gunakan yang kemudian dapat di hubungkan dengan pembelian produk
,prefferensi merk,pengelolaan media,atau variabel lain yang menarik untuk
peneliti pemasaran.
Sumber
:
www.gunadarma.ac.id |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar