Sebagai dasar dari Negara kita tercinta,Indonesia,tentunya
Pancasila bukan merupakan sesuatu hal yang baru.Apalagi seharusnya kita sebagai
generasi penerus bangsa harusnya menghayati nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.Waaupun pada kenyataannnya sekarang bahwa keberadaan Pancasila
dipandang sebelah mata sehingga timbul banyak penyimpangan. Bahkan yang lebih
ironis lagi,banyak pula generasi sekarang ini yang bahkan tidak mampu menghafal
5 sila dari pancasila itu sendiri.Contoh penyimpangan lain misalnya banyaknya
tawuran antar pelajar dan korupsi yang belum dapat kita atasi.
Saya pribadi pun mungkin
merasakan dan berpikir bahwa Pancasila tidak banyak berperan di dalam kehidupan
saya karena saya tidak mengenal Pancasila itu banyak diamalkan dan terkesan
membosankan.Namun setelah saya mempelajarinya lebih jauh di bangku kuliah pada
mata kulaih Pendidikan Pancasila,saya menyadari bahwa ternyata nilai-nilai
Pancasila begitu kompleks.Sangat memperhatikan detail dari Negara kita sendiri.Tercermin
pada 5 sila nya yang memang merupakan esensi dasar yang sangat penting bagi Negara,mulai
dari Ketuhanan,Kemanusiaan,Persatuan,Kerakyatan,dan Keadilan.
Hal luar biasa mengenai pancasila juga baru
saya ketahui saat membaca sebuah berita di salah satu halaman berita website antara.com
bahwa Pancasila sejak dari dulu sebenarnya sudah banyak diakui oleh beberapa
petinggi ataupun professor Negara lain sebagai dasar negara yang sempurna.Berikut
penjelasan yang dimuat di portal berita online tersebut :
· 1. Prof. Dr. Pyotr
Hessling ,di kota Rotterdam, Belanda, 20 Oktober 1990
Prof. Hessling |
Beliau mengasuh mata kuliah Studi Internasional Organisasi
dan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Erasmus Rotterdam di hadapan
para staf asistennya yang sedang dibimbingnya
menyelesaikan thesis Ph D, tiga orang berasal
dari Indonesia Soeksmono Besar Martokoesoemo, Petrus Suryadi Sutrisno dan Santo
Koesoebjono serta Penelope (Penny) Webb, asistennya Michael Porter, secara mengagumkan
menjelaskan konsep “musyawarah” dan “mufakat” ala Indonesia
sebagai dasar dalam pembangunan kelembagaan bagi suatu organisasi dan manajemen.
· 2. Datuk Seri DR
Mahathir Mohammad, di saat resepsi pernikahan Marina Mahathir, puteri mantan
Perdana Menteri (PM) Malaysia pada Juni 1986
Datuk Seri DR.Mahathir Muhammad |
Satu dari tiga
pendukung utama kepemimpinan Mahathir Mohammad yang hadir di resepsi sempat
mendiskusikan pentingnya rakyat Malaysia belajar nilai-nilai (asas) kenegaraan
kebangsaan, seperti Pancasila, meskipun Malaysia juga memiliki Rukun Negara
yang juga berisi lima dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat itu salah
seorang pendukung Mahathir mengatakan, betapa pentingnya nilai-nilai pemersatu,
nilai-nilai kebersamaan dan kesadaran menciptakan suasana kehidupan sosial yang
selaras, serasi dan toleran.
· 3. Mahasiswa yang
mempelajari ilmu politik di Universiti Kebangsaan Malaysia menjelang era 1990
an
Mengatakan bahwa teman-teman di Indonesia memiliki faktor
pengikat atau pemersatu yang kokoh dibandingkan Malaysia, faktor pengikat itu
adalah nilai-nilai Pancasila.
· 4. Presiden AS Barrack
Obama saja ketika didaulat bicara di kampus Universitas Indonesia Depok, 10
November 2010
Presiden AS,Barrack Obama |
menyebut Pancasila secara positif. Hal itu sekali lagi ikut
membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila memiliki sisi yang universal bukan
hanya nilai-nilai lokal yang diakui makna dan eksistensinya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia tapi juga di luar bumi Indonesia.
Dari sedikit uraian
diatas seharusnya kta merasa malu bahwa selama ini kita banyak mengabaikan
dasar Negara kita yang bahkan dimata dunia pun dipandang sangat sempurna
dibandingkan dengan Negara-negara lain.Semoga melalui tulisan singkat ini tidak
hanya berguna bagi saya sendiri,tetapi juga dapat menggugah hati teman-teman
sebagai generasi penerus bangsa.
www.gunadarma.ac.id |