Kamis, 01 Mei 2014

Teori Tentang Perbedaan Karangan

A.     Karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Pengertian karangan dalam kamus juga dapat berarti yaitu hasil mengarang, tulisan, cerita pendek, buah pena (depdikbud 1995 : 445). 
B.     Jenis Karangan
Karangan berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yakni:
1. Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Semi, 2003:41)
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. (Widyamartaya, 1992:9-10)
Menurut Semi (2003:41), deskripsi ini merupakan ekposisis juga, sehingga ciri umum yang dimiliki oleh ekposisi pada dasarnya dimiliki pula oleh deskripsi. Lebih lanjut, Semi (2003:41) mengatakan bahwaciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut.
1.     Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
2.     Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca.
3.     Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah; sedangkan ekposisi gayanya lebih lugas.
4.     Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.
5.     Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial order)

Jenis Karangan Deskripsi
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi:
1.     Deskripsi Ekspositori
Merupakan karangan yang sangat logis, biasanya merupakan daftar rincian atau halyang penting-penting saja yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis obJek yang diamati.
2. Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi tersebut.
 2. Narasi
      Narasi merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jenis-jenis narasi
a. Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi objektif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
d. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis. Ciri-ciri karangan narasi menurut Atar Semi (2003:31) adalah sebagaiu berikut:
-          Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
-          Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
-          Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
-          Memiliki nilai estetika.
-          Menekankan susunan secara kronologis
3. Eksposisi
     Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
    Menurut A. Chaedar Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi, analisis, komperasi dan kontras.

     Menurut Aceng Hasani (2005: 30) dalam buku Ikhwal Menulis juga mendefinisikan bahwa eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.
    Topik yang diangkat berdasarkan data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya dengan kata lain, penafsiran objektif suatu topik di dukung oleh seperangkat fakta.
Menurut Aceng Hasani (2005:31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
1. Penjelasannya bersifat informatif
2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif
3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)
4. Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran
    Berdasarkan cara atau metode penguraiannya, karangan eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan eksposisi. Ada beberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi;
1. eksposisi definisi
2. eksposisi proses
3. eksposisi klasifikasi
4. eksposisi ilustrasi (contoh)
5. eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
6. eksposisi laporan
4. Argumentasi
     Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Ciri Ciri pargaraf argumentasi merupakan tipe paragraf yang mengutarakan inspirasi, inspirasi, atau pendapat penulis dengan diikuti bukti serta fakta ( serius berjalan ).  tujuannya merupakan biar pembaca meyakini bahwa inspirasi, inspirasi, atau pendapat tersebut merupakan benar serta bisa di buktikan. itulah sedikit pengertian mengenai paragraf argumentasi semoga bermanfaat dan dapat dimengerti dengan baik.
Paragraf argumentasi memiliki dua pola pengembangan, yakni sebagaimana berikut :
·         sebab ke akibat, yakni tipe pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari moment yang dikira sebagai pemicu, selanjutnya menuju pada ikhtisar yang berbentuk dampak atau akibat yang disebabkan dari suatu kejadian.
·         akibat ke sebab, ialah paragraf ini di mulai dari menjelaskan satu persoalan yang dikira sebagai akibat selanjutnya bergerak menuju perihal yang dikira sebagai pemicu persoalan.

5.   Persuasi

     Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan adanya sikap motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

C.      Macam Karangan

1.     Karangan Ilmiah

Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.

Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1.  Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

Ciri – Ciri Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
·         Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
·         Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
·         Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
·         Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
·         Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
·         Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
·         Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Macam – macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :
·         Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
·         Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
·         Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
·         Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
·         Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
·         Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

2.     Karangan Semi Ilmiah

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
·         Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·         Fakta yang disimpulkan subjektif;
·         Gaya bahasa formal dan popular;
·         Mementingkan diri penulis;
·         Melebih-lebihkan sesuatu;
·         Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

3. Karangan Non Ilmiah

      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
·         Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
·         Fakta yang disimpulkan subyektif.
·         Gaya bahasa konotatif dan populer.
·         Tidak memuat hipotesis.
·         Penyajian dibarengi dengan sejarah.
·         Bersifat imajinatif.
·         Situasi didramatisir.
·         Bersifat persuasif.
·         Tanpa dukungan bukti.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

D.     Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-Ilmiah

Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.


Sumber :

Hasani, Aceng. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press.

Semi, M. Atar. 2003. Menulis  Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Karnisius.

http://bahasa.kompasiana.com/ “Jenis-jenis Karangan” diakses tanggal 03 April 2013
http://www.sentra-edukasi.com “Paragaraf Persuasif” diakses tanggal 05 April 2013



www.gunadarma.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar