A. Karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan
diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam
bentuk tulisan yang teratur. Pengertian karangan dalam kamus juga dapat
berarti yaitu hasil mengarang, tulisan, cerita pendek, buah pena (depdikbud
1995 : 445).
B. Jenis Karangan
Karangan berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
yakni:
1. Deskripsi
Karangan ini
berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. tulisan yang tujuannya
memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh
pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan mereka ikut
melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Semi,
2003:41)
Deskripsi
bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud
untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang
dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. (Widyamartaya,
1992:9-10)
Menurut Semi (2003:41), deskripsi ini merupakan ekposisis juga,
sehingga ciri umum yang dimiliki oleh ekposisi pada dasarnya dimiliki pula oleh
deskripsi. Lebih lanjut, Semi (2003:41) mengatakan bahwaciri-ciri deskripsi yang sekaligus
sebagai pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian
tentang objek.
2. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan
membentuk imajinasi pembaca.
3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan
kata yang menggugah; sedangkan ekposisi gayanya lebih lugas.
4. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat
didengar dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda,
alam, warna, dan manusia.
5. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang
(spartial order)
Jenis Karangan Deskripsi
Secara garis besar ada 2 macam bentuk karangan deskripsi:
1. Deskripsi Ekspositori
Merupakan karangan yang sangat logis, biasanya merupakan daftar
rincian atau halyang penting-penting saja yang disusun menurut sistem dan
urutan-urutan logis obJek yang diamati.
2. Deskripsi Impresionatis
Merupakan karangan yang menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk
menetralisir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi
atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi atau ketika melakukan impresi
tersebut.
2. Narasi
Narasi
merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik
peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh
yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur.
Jenis-jenis
narasi
a. Narasi
informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang.
b. Narasi
ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya,
satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai
terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka
ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan
ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi
objektif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan
bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif
atau bersifat objektif.
d. Narasi
sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Narasi
dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada
konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis. Ciri-ciri karangan
narasi menurut Atar Semi (2003:31) adalah sebagaiu berikut:
-
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
-
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
-
Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
-
Memiliki nilai estetika.
-
Menekankan susunan secara kronologis
3. Eksposisi
Karangan ini
berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Menurut A. Chaedar
Alwasilah dan Semmy Suzanna Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi merupakan tulisan
yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi
sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk
kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea
seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi,
analisis, komperasi dan kontras.
Menurut Aceng
Hasani (2005: 30) dalam buku Ikhwal Menulis juga
mendefinisikan bahwa eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan
dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat
pembaca. Melalui eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis,
setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.
Topik yang diangkat berdasarkan data
faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat
historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa
terjadi, dan sebagainya dengan kata lain, penafsiran objektif suatu topik di
dukung oleh seperangkat fakta.
Menurut Aceng
Hasani (2005:31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
1.
Penjelasannya bersifat informatif
2. Pembahasan
masalahnya bersifat objektif
3.
Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)
4.
Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran
Berdasarkan cara atau metode penguraiannya,
karangan eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan eksposisi. Ada
beberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi;
1. eksposisi
definisi
2. eksposisi
proses
3. eksposisi
klasifikasi
4. eksposisi
ilustrasi (contoh)
5. eksposisi
perbandingan & pertentangan, dan
6. eksposisi
laporan
4.
Argumentasi
Karangan ini
bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan
sebagai penyokong opini tersebut.
Ciri Ciri
pargaraf argumentasi merupakan tipe paragraf yang mengutarakan inspirasi,
inspirasi, atau pendapat penulis dengan diikuti bukti serta fakta ( serius
berjalan ). tujuannya merupakan biar pembaca meyakini bahwa inspirasi,
inspirasi, atau pendapat tersebut merupakan benar serta bisa di buktikan.
itulah sedikit pengertian mengenai paragraf argumentasi semoga bermanfaat dan
dapat dimengerti dengan baik.
Paragraf
argumentasi memiliki dua pola pengembangan, yakni sebagaimana berikut :
·
sebab ke
akibat, yakni tipe pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari
moment yang dikira sebagai pemicu, selanjutnya menuju pada ikhtisar yang
berbentuk dampak atau akibat yang disebabkan dari suatu kejadian.
·
akibat ke
sebab, ialah paragraf ini di mulai dari menjelaskan satu persoalan yang dikira
sebagai akibat selanjutnya bergerak menuju perihal yang dikira sebagai pemicu
persoalan.
5. Persuasi
Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Pengarang mengharapkan adanya sikap motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
C.
Macam Karangan
1. Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah
karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri
tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri.
Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan
dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Hal-hal yang
harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1.
Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan
karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang
menyangganya.
3. Alur pikir
dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya
tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun
mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya
tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat
ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya
tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan),
deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri – Ciri
Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya,
yaitu :
a. struktur sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis
dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya
bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan
kata ganti orang pertama atau kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan
dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah,
dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah
juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
·
Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan
maksudnya tepat dan jernih.
·
Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
·
Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
·
Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
·
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau
kehilafan betapapun kecilnya.
·
Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang
memperlihatkan kesinambungan.
·
Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan
selengkap-lengkapnya.
Macam – macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam karangan ilmiah,
berikut diantaranya :
·
Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian.
Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan
ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
·
Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana
strata satu (Si).
·
Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2),
yaitu Master.
·
Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga
(S3), yaitu Doktor.
·
Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi
suatu tulisan ilmiah.
·
Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi
dengan teori.
2. Karangan Semi Ilmiah
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang
menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar,
ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan
didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan
penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah.
Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang
masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel,
roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
·
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi;
·
Fakta yang
disimpulkan subjektif;
·
Gaya bahasa
formal dan popular;
·
Mementingkan
diri penulis;
·
Melebih-lebihkan
sesuatu;
·
Usulan-usulan
bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis
karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan
resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan,
dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
3. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya
menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu
formal).
Ciri-ciri
Karya Tulis Non-Ilmiah:
·
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi.
·
Fakta yang
disimpulkan subyektif.
·
Gaya bahasa
konotatif dan populer.
·
Tidak memuat
hipotesis.
·
Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
·
Bersifat
imajinatif.
·
Situasi
didramatisir.
·
Bersifat
persuasif.
·
Tanpa
dukungan bukti.
Jenis-jenis
yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
D.
Perbedaan Karya
Ilmiah dengan Non-Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah
sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa
aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian
(faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam
pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah
adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan
semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang
tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber,
novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik
dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif.
Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer,
walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1)
emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti.
Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan
cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Sumber :
Hasani,
Aceng. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Press.
Semi, M.
Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang:
Angkasa Raya.
Widyamartaya,
A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua. Yogyakarta:
Karnisius.
http://bahasa.kompasiana.com/ “Jenis-jenis
Karangan” diakses tanggal 03 April 2013
http://www.sentra-edukasi.com “Paragaraf
Persuasif” diakses tanggal 05 April 2013
www.gunadarma.ac.id |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar